Sabtu, 29 November 2014

BANGKALAN MADURA 
                    Beberapa bulan terakhir ini, publik pencinta sepak bola Madura –khususnya Bangkalan­– disuguhkan pertandingan-pertandingan berkelas. Mulai dari tim-tim besar yang berlaga dalam ajang Indonesia Super League (ISL), tim luar negeri (Terengganu FA), bahkan Timnas U-19 pernah merasakan kualitas super rumput Stadion Gelora Bangkalan (SGB).
Pujian pun mengalir dari pemain dan pelatih sepak bola nasional. Ahmad Bustomi, gelandang Arema yang juga penggawa Timnas Senior dalam akun twitternya menyebutkan, kualitas rumput SGB sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri, dalam kesempatan menginjakkan kaki kali pertama di SGB juga memuji kualitas rumput SGB.
Indra memuji rumput SGB sama dengan rumput stadion-stadion di Eropa. ”Saya tidak menyangka tim Perseba Bangkalan memiliki stadion sepak bola yang kualitas rumput seperti di Eropa,” kata Indra kala itu.
Tentu saja, SGB yang kian terkenal mampu mengharumkan nama Bangkalan di kancah sepak bola Indonesia. Perseba yang berhasil merengkuh gelar juara Divisi III Nasional semakin menegaskan Bangkalan layak disejajarkan dengan Malang dan Surabaya sebagai basis sepak bola nusantara.Saat datang ke Stadion Bangkalan, tim verifikasi PT LPIS dipimpin langsung Subramaniam E Rasamanickam yang menjabat League Advisor LPIS. "Daya tampungnya cuma 11 ribu. Memang lebih kecil, tapi fasilitas penunjuang dinyatakan memenuhi persyaratan, tidak ada masalah," ujar pelatih pemegang lisensi A AFC ini.

Terdaftarnya Stadion Gelora Bangkalan sebagai salah satu home base Persebaya musim ini membuktikan jika niat manajemen pindah dari Surabaya tidak bisa ditahan. Meski dalam laga pertama melawan Bontang FC lalu, masih tetap memakai Stadion Gelora Bung Tomo. Saat itu, panpel yang mencetak 17 ribu lembar tiket ludes terjual.

Namun itu tidak membuat manejeman mengurungkan niat pindah ke Stadion Gelora Bangkalan. Sebab, dari perhitungan  CEO Persebaya Gede Widiade, tim berjuluk Bledhuk Ijo tetap akan merugi jika seluruh laga musim ini dimainkan di GBT. "Tetap pada rencana semula, biaya di Surabaya terlalu mahal, " ujarnya.

Entah dari mana hitungannya yang jelas dalam laga perdana melawan Bontang FC lalu, Persebaya masih mendapatkan keuntungan. Sayangnya Ketua Panpel Persebaya Ram Surahman menolak menjelaskan keutungan atau kerugian yang di dapatkan Persebaya saat laga yang berakhir untuk kemenangan Persebaya 5-0 itu. "Yang pasti pajak dan sewa stadion masih tetap sama seperti musim lalu," elaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar